Siger pepadun
memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan Marga yang bersatu
membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk
dari siger pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil
dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan
proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari
dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi.
Ini dapat dilihat dari tambo Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan kerajaan Sekala Bekhak untuk mencari
daerah baru bersama keluarganya, Ratu
Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi,
Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway
serta lima Marga lainnya yaitu Anak
Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari
tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego. Namun berbeda dengan siger pesisir yang mirip rumah gadang, siger
pepadun justru mirip dengan buah sekala.
Seiring dengan penyebaran penduduk dan
berdirinya beberapa kebuayan maka yang menggunakan adat pepadun bukan hanya
abung tetapi juga oleh kebuayan lain yang kemudian membentuk masyarakat adat sendiri,
seperti Megou
Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang
Aji, Puyang Tegamoan), Pubian Telu Suku
(Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku
Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu,
Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar